- GRESIK -fpsrnews.com Ratusan warga Dusun Semambung, Kecamatan Driyorejo, menggelar aksi unjuk rasa di depan perusahaan PT Dayasa Aria Prima, Senin (27/10/2025). Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan warga terhadap perusahaan yang dinilai belum menindaklanjuti berbagai keluhan lingkungan yang telah lama disampaikan.
Koordinator aksi, S, menjelaskan bahwa warga menuntut empat poin utama dalam aksi tersebut. Pertama, mengenai kebisingan aktivitas perusahaan yang dirasakan sangat mengganggu warga sekitar. Mereka mendesak pihak perusahaan segera melakukan langkah nyata, seperti pemasangan peredam suara atau solusi lain yang efektif.
Kedua, warga juga menyoroti bau tidak sedap yang kerap muncul di jalur pembuangan perusahaan. Meski bau tersebut tidak terjadi secara terus-menerus, warga meminta agar sistem pembuangan diperbaiki agar tidak lagi menimbulkan gangguan bagi masyarakat di sepanjang jalur tersebut.
Tuntutan ketiga berkaitan dengan debu batu bara yang beterbangan hingga ke permukiman warga. Debu tersebut bahkan dikabarkan sering mengotori masjid (rumah ibadah) di Dusun Semambung. Menurut S, dalam kesepakatan sebelumnya perusahaan memang bersedia membantu membersihkan tempat ibadah pada waktu tertentu, namun warga menilai langkah tersebut belum menyelesaikan akar permasalahan.
Selain persoalan lingkungan, warga juga menuntut adanya komitmen perusahaan untuk merekrut kembali warga yang sebelumnya diberhentikan secara massal. “Jumlahnya lebih dari 100 orang. Dalam kesepakatan, pihak perusahaan bersedia menerima kembali 10 warga sekitar, tapi sampai sekarang tidak jelas kapan realisasinya,” ujar S.
Warga menyatakan akan terus melakukan aksi di depan perusahaan hingga seluruh tuntutan mereka mendapatkan tanggapan dan penyelesaian yang pasti. Mereka bahkan mengancam akan melanjutkan aksi selama sebulan penuh bila pihak perusahaan tetap diam dan tidak menunjukkan itikad baik.
Aksi berjalan tertib, namun warga menegaskan tidak akan berhenti sebelum ada kejelasan dari manajemen PT Dayasa Aria Prima. “Kami hanya ingin hak dan lingkungan yang layak, bukan lebih dari itu,” tutup S.
